Pertemuan memang awal dari perpisahan. Kebersamaan ada saatnya untuk berakhir. Rabu, 6 Februari 2013 adalah saat terakhir bapak pembina Blogger Bogor, Prof.Dr.Ir TB. Sjafri Mangkuprawira membersamai kami di dunia ini, innalillahi wa innailaihi roji’uun. Bagaimanapun besarnya kecintaan keluarga, sanak famili, kerabat dekat dan kami semua kepada beliau, Alloh SWT lebih mencintai beliau. Dari cerita yang saya dengar, bermula pada saat acara Rabuan di gedung GWW IPB, saat akan menyanyikan lagu Hymne IPB, beliau dipanggil Sang Maha Pencipta. (Beritanya disini)
Karena Bloggor-lah saya bisa mengenal dan berinteraksi dengan beliau. Setiap kerabat yang kenal beliau pasti punya banyak kenangan. Saya pun juga ada banyak kenangan dengan beliau. Beberapa kali bisa bertamu ke rumah beliau, selain acara khusus Bloggor pernah juga ikut buka puasa bersama di rumah beliau bersama ICMI Bogor, waktu itu yang menyampaikan tausyiah ustadz Didin Hafiduddin . Sebagai anggota di Blogger Bogor, banyak kegiatan atau acara yang berinteraksi langsung dengan beliau. Besar sekali dukungan beliau untuk Bloggor. Tidak hanya motivasi dan nasehat yang diberikan, tetapi juga berbagai acara Bloggor atas fasilitas yang beliau sediakan. Halal bi halal setelah lebaran selalu dilaksanakan di rumah beliau, kopdar mancing setiap tahun di kolamnya, ulang tahun Bloggor, sebagai pembicara seminar acara Bloggor, dan masih banyak lagi dukungan beliau untuk Bloggor, bahkan beliau yang seorang Guru Besar mau menyempatkan datang dalam kopdar arisan.
Tidak disangka pertemuan hari ahad, 3 Februari 2013 lalu merupakan pertemuan terakhir. Saya diajak pengurus Bloggor untuk silaturahim di kediaman beiau. Walaupun seorang Guru Besar, ketika ngobrol dengan beliau suasananya terasa akrab. Kadangkala diselingi dengan candaaan/tawa ditengah nasehat dan wejangan yang beliau berikan. Tidak hanya membicarakan masalah blog dan social media, beliau juga menanyakan bagaimana kondisi anak, istri, menanyakan tentang pekerjaan, pendidikan terakhir dimana dsb. Beliau juga mengingatkan saya untuk mengambil foto, karena biasanya pada setiap acara saya lah yang sibuk moto-moto. Ketika kami pulang setelah poto bersama, beliau tetap berdiri di halaman rumah mengantarkan kepergian kami satu persatu.
Yang selalu saya ingat motivasi ngeblog beliau adalah untuk “syiar kebajikan”. Setiap komentar di Blog (http://ronawajah.wordpress.com) atau facebook beliau, semua pasti beliau jawab satu persatu. Isi blog dan status facebooknya penuh dengan makna tentang kehidupan, selain postingan beliau tentang MSDM yang merupakan keahliannya.
Sudah sepantasnya beliau menjadi teladan dan panutan, tidak hanya dalam aktifitas ngeblog tetapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari. Tidak heran juga ketika kemarin ikut takziyah, banyak kerabat beliau yang ikut berbela sungkawa. Satu masjid penuh ikut menyolatkan, imamnya ustadz Didin Hafidhuddin. Selain pak Rektor IPB dan jajarannya juga ada pak Jimly Asshiddiqie yang hadir melayat dan mengantarkan ke peristirahatan terakhirnya.
Selamat jalan guru kami, bapak kami, bapak blogger. Terimaksih atas semua bimbingan, nasehat dan semua kebaikan yang telah engkau berikan. Semoga engkau mendapat tempat yang terbaik disisi Alloh SWT. Aamiin.
*menangis*
*sedih*
hiks…hiks…
Pingback: Bunga Terakhir untuk Pesan Terakhir | mataharitimoer.com
Pingback: Bapak Sudah Tidak Bersama Kami Lagi | blogor.org
Pingback: SELAMAT JALAN PROF. SJAFRI MANGKUPRAWIRA « Blog Riri Satria
Terlalu singkat waktu bagi saya untuk dapat belajar dari beliau… 😥
Saya turut berduka dan semoga beliau mendapatkan tempat yang baik disisi Tuhan
semoga amal dan ibadah diterima di sisiNya
aamiin ya robbal ‘alamiin..
ngiri sama mas fajar yang bisa mengenal almarhum lebih lama 😦
semoga amal ibadah beliua diterima di sisi-Nya.
sepeninggal beliau, semoga blogor juga lebih kompak
iya, alhamdulillah bisa dipertemukan oleh orang hebat seperti Prof Sjafri.